
Taman Nasional Gunung Gede Pangeango (TNGGP) mempunyai peranan yang penting dalam sejarah konservasi di Indonesia
TNGGP merupakan 5 Taman Nasional pertama yang ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1980
Keadaan alamnya yang khas dan unik, menjadikan TNGGP
sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama
Pengelolaan Kawasan
TNGGP merupakan salah satu dari 5 taman nasional yang dideklarasi oleh Pemerintah Indonesia tahun 1980
dan sampai tahun 2007 sudah 50 taman nasional dibentuk oleh Pemerintah di seluruh Indonesia
Seperti halnya kawasan konservasi lainnya di Indonesia pengelolaan kawasan TNGGP merupakan tanggungjawab dari
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan
Secara administratif kawasan TNGGP berada di 3 kabupaten (Bogor, Cianjur dan Sukabumi) Pro. Jawa Barat
dengan letak geografis antara 6°41’ - 6°51’ LS, 106°50’ - 107°02’ BT
Kantor pengelola yaitu Balai Besar TNGGP berada di Cibodas dan dalam pengelolaannya dibagi menjadi 3 Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (Bidang PTN Wil)
yaitu PTN Wil I di Cianjur, PTN Wil II di Selabintana-Sukabumi dan TN Wil III di Bogor
Tentang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Dengan luas 22.851,03 Ha kawasan ini ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan dengan hanya berjarak 2 jam (± 100 km) dari Jakarta
Di dalam kawasan hutan TNGGP, dapat ditemukan “si pohon raksasa” Rasamala, “si pemburu serangga” kantong semar (Nephentes spp)
berjenis-jenis anggrek hutan dan bahkan ada beberapa jenis tumbuhan yang belum dikenal namanya secara ilmiah seperti jamur yang bercahaya
Disamping keunikan tumbuhannya kawasan TNGGP juga merupakan habitat dari berbagai jenis satwa liar seperti
kepik raksasa dan lebih dari 100 jenis mamalia seperti Kijang, Pelanduk, Anjing hutan, Macan tutul, Sigung, dll serta 250 jenis burung
Kawasan ini juga merupakan habitat Owa Jawa, Surili dan Lutung juga Elang Jawa yang populasinya hampir mendekati punah
Ketika anda hiking di kawasan TNGGP anda dapat menikmati keindahan ekologi hutan Indonesia
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977
dan sebagai Sister Park dengan Taman Negara di Malaysia pada tahun 1995
Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede
Masyarakat percaya bahwa roh Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi akan tetap menjaga Gunung Gede agar tidak meletus
Mari bersama-sama melestarikan alam yang sangat berharga ini dan mewariskannya kepada generasi yang akan datang!!!
Dimulai Dengan Hal Kecil Dengan Membuang Sampah Pada Tempatnya
Flora dan Fauna
TNGGP memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa, dan savana.
Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyaknya pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan puspa (Schima walliichii)
Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh adanya dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium)
Juga terdapatnya si pohon raksasa Rasamala (Altingi Exelsa)
Disamping keunikan tumbuhannya kawasan TNGGP juga merupakan habitat bagi satwa primata yang terancam punah seperti Owa (Hylobates moloch)
Surili (Presbytis comata)
dan Lutung Budeng (Trachypithecus auratus)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar